EXTRA ORDINARY X2
Official blog kelas X-2 angkatan XXII
Sabtu, 16 November 2019
Minggu, 25 Februari 2018
Bisikan Angin
Tahun ini musim dingin bagai tidak menghampiri kota Kastamonu ini. Suasananya memang dingin, adakalanya ketika suhu lingkungan mencapai -7 derajat celcius, tapi salju tidak sampai menumpuk. Padahal di tahun sebelumnya salju begitu banyaknya hingga menyebabkan ban mobil slip dan mengharuskan penggunanya memasang rantai pada ban. Dan tanpa semua orang sadari musim semi mulai menghampiri.
Sebagai salah seorang mahasiswa yang merantau ke negri orang, pastinya halangan paling besar dan yang paling krusial itu adalah masalah basaha. Karena semua itu berawal dari mengenal, sedang bila tidak mengerti bahasanya, mana bisa berkenalan. Saya sempat kena pukulan telak ketika ujian tengah semester. Soal yang sebenarnya mudah, tapi karena saya tidak mengerti apa yang ditanyakan, jadinya apa yang saya jawab bukanlah yang diinginkan oleh soalnya. Haha ... begitu kunci jawaban diberikan saya tertawa sendiri meratapi nilai yang pastinya tidak akan mulus seberapa banyak pun saya berdoa.
Untuk masalah adaptasi makanan sepertinya tidak ada yang perlu dicemaskan, Di sini juga di jual nasi meski sedikit lebih mahal daripada roti. Yah, kalau mengingat saya yang tak akan kenyang makan roti, maka roti bisa dibilang lebih mahal dari nasi. Lauk pauk pun seringnya kami, para mahasiswa Indonesia, masak sendiri masakan Indonesia. Dengan bumbu senemunya lumayan lah mirip dengan aslinya.
Sebagai salah seorang mahasiswa yang merantau ke negri orang, pastinya halangan paling besar dan yang paling krusial itu adalah masalah basaha. Karena semua itu berawal dari mengenal, sedang bila tidak mengerti bahasanya, mana bisa berkenalan. Saya sempat kena pukulan telak ketika ujian tengah semester. Soal yang sebenarnya mudah, tapi karena saya tidak mengerti apa yang ditanyakan, jadinya apa yang saya jawab bukanlah yang diinginkan oleh soalnya. Haha ... begitu kunci jawaban diberikan saya tertawa sendiri meratapi nilai yang pastinya tidak akan mulus seberapa banyak pun saya berdoa.
Untuk masalah adaptasi makanan sepertinya tidak ada yang perlu dicemaskan, Di sini juga di jual nasi meski sedikit lebih mahal daripada roti. Yah, kalau mengingat saya yang tak akan kenyang makan roti, maka roti bisa dibilang lebih mahal dari nasi. Lauk pauk pun seringnya kami, para mahasiswa Indonesia, masak sendiri masakan Indonesia. Dengan bumbu senemunya lumayan lah mirip dengan aslinya.
Sabtu, 03 Desember 2016
Sebuah Pertanyaan
Beberapa saat yang lalu saya mendengar
sebuah pertanyaan yang menarik perhatian saya. Pertanyaan yang begitu
sederhana namun entah kenapa begitu menarik perhatian saya.
Pertanyaannya adalah, “kenapa orang-orang barat begitu kritis
terhadap suatu hal sedangkan kita – orang indonesia – tidak?”
Apakah kalian tahu jawaban dari
pertanyaan tersebut? Atau malah kalian ingin menyangkal pernyataan
yang ada di dalam pertanyaan tersebut? Sialakan berdiskusi sesuka
hati kalian, karena memang tidak ada yang salah dengan berdiskusi.
Namun kali ini, izinkan saya memberikan pemikiran saya untuk
menanggapi pertanyaan di atas.
Sebelum itu saya ingin mengutip kalimat
yang mungkin sangat kita kenal karena terdapat di bagian bawah buku
tulis kita. Sebuah kalimat singkat yang sarat makna menurut saya.
Kalimat tersebut adalah, “people become fool when they stop asking
question,” yang artinya kira-kira, orang-orang menjadi bodoh ketika
mereka berhenti bertanya. Dari kalimat itu saja kita telah
mendapatkan kisi-kisi jawaban dari pertanyaan di atas. Bagai ada
peraturan tak tertulis di Indonesia yang mengharuskan warganya untuk
diam dan mengikuti tanpa banyak bertanya. Semua orang begitu canggung
untuk menanyakan hal yang tidak diketahuinya karena menganggap hal
tersebut wajar untuk diketahui. Sehingga orang yang tidak mengetahui
hal itulah yang dianggap aneh. Hal tersebut tertanam dalam setiap
orang-orang. Bahkan terkadang ada sebuah kata yang telah banyak
digunakan, namun hanya sedikit orang yang mengetahui persis apa arti
dari kata tersebut. Mengapa bisa begitu?
Kita – orang indonesia – terbiasa
dengan ucapan, “sudah dari dulu begitu,” dan kalimat sejenisnya.
Ketika orang bertanya dan selalu mendapatkan jawaban begitu,
lama-kelamaan ia menjadi tidak tertarik lagi dengan hal-hal di
sekitarnya. Ia akan selalu menganggap semua hal yang aneh memang dari
sononya begitu. Sehingga ia merasa mempertanyakan hal tersebut adalah
tindakan yang bodoh. Jika kalimat tersebut dibalik, maka kita akan
mendapatkan pernyataan yang tepat. Kita menganggap mempertanyakan
suatu hal adalah tindakan yang bodoh karena kita terbiasa mendapatkan
jawaban, “memang dari sononya begitu,” atau kalimat yang serupa.
Jika memang telah terbiasa maka biarlah
terbiasa. Sekarang bagaimana cara memperbaiki hal tersebut?
Jawabannya hanya satu, mulailah memerhatikan segala hal yang terdapat
disekitar kita. Jika kau memang memerhatikan baik-baik, kau akan
menemukan beberapa pertanyaan-pertanyaan konyol yang mungkin sangat
aneh untuk ditanyakan. Misal, kenapa air mengalir dari tempat tinggi
ke tempat yang rendah? Atau mungkin, dari mana debu itu berasal? Dan
hal bodoh lainnya yang bahkan telah kau ketahui jawabannya. Jika kau
menemukan pertanyaan sulit yang tak kau ketahui jawabannya, maka
carilah jawaban dari pertanyaanmu itu. Dengan melakukan hal ini
terus-menerus, lambat laun kau akan terbiasa berpikir kritis.
Namun ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Ada pertanyaan-pertanyaan yang bermanfaat, ada pula
yang tidak. Nah, mempertanyakan hal yang tidak bermanfaat inilah yang
hanya akan membuang waktumu saja. Pertanyaan yang tidak bermanfaat
contohnya pertanyaan yang diluar nalar manusia. Seperti
mempertanyakan alam ghoib, mempertanyakan masa depan yang bahkan
belum pasti, dan semacamnya.
Mungkin sekian pemikiran saya
menanggapi pertanyaan di atas. Jika ada hal yang kurang tolong
ditambahkan, jika hal yang lebih tolong jangan dikurangi. Maafkan
bila ada perkataan yang tidak berkenan di hati dan terima kasih telah
membaca. Sampai jumpa di kesempatan lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)